Jumat, 14 Juni 2013

Dampak Bantuan Langsung Sementara Masyarakat pada bidang sosial masyarakat

Kebijakan yang akan diberlakukan oleh pemerintah tentang kenaikan harga BBM saat ini sangat wajar dan masuk akal. [1]Selama ini alokasi subsidi energi terutama BBM sangat membebani pemerintah yaitu Rp 193,8 triliun atau 11,5 persen dari APBN 2013 dialokasikan untuk subsidi BBM, dimana 50 persen dari subsidi BBM tersebut dinikmati oleh 20 persen orang terkaya di Indonesia. Sementara itu, hanya sekitar 2 persen dari APBN yang dianggarkan untuk Program Bantuan Sosial berbasis Rumah Tangga, seperti beras miskin (raskin), bantuan siswa miskin (BSM), program keluarga harapan (PKH), dan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).
Oleh karena itu, kebijakan subsidi perlu diubah dari subsidi harga komoditas menjadi program yang tepat sasaran kepada kelompk masyarakat yang lebih membutuhkan. Pengurangan subsidi BBM dalam jangka pendek akan menekan daya beli masyarakat, karena kenaikan harga BBM pasti akan berdampak pada kenaikan harga di semua aspek atau semua bidang, contohnya bahan pokok, makanan dan minuman, pakaian, dan lain-lain.
Diharapkan dengan adanya BLSM ini mampu membantu masyarakat miskin atau masyarakat yang rentan tidak mempunyai daya beli dan sedikit terbantu dengan adanya BLSM ini, dan program ini diharapkan dapt meminimalisir dampak psikologis masyarakat terhadap kenaikan harga BBM yang berimbas pada kenaikan kebutuhan sehari-hari, dan harapan saya program ini tepat sasaran, yaitu masyarakat yang mendapatkan bantuan ini benar-benar masyarakat yang membutuhkan, karena apabila tidak tepat sasaran akan menimbulkan masalah sosial yang baru.


[1] Yahoo.com