Kamis, 23 Januari 2014

Siklus Keuangan

4.4


Siklus Keuangan 

 Siklus akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus akuntansi mulai dari penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.



Komponen Siklus Keuangan




Sumber kapital organisasi meliputi para pemlik dan kreditor. Organisasi menerima kas dari sumber tersebut dan menanamkan modal kas dalam aset produktif. Organisasi mengikut sertakan tiga bentuk transaksi kapital: pinjaman bank, pengeluaran saham kapital.
Catatan akutansi secara manual untuk kapital equiti adalah: buku besar wesel bayar, buku besar pemilik surat obligasi (pemegang obligasi), dan buku besar pemilik saham. Jika catatan berbasis komputer, semuanya disebut master file.
Kontrol yang dilakukan untuk transaksi equiti adalah kontrol untuk pinjaman bank, kontrol untuk keluarnya bon (obligasi), dan kontrol untuk keluarnya saham.
Sistem pemilikan atau kekayaan adalah menentukan catatan yang tepat terhadap semua kekayaan, pabrik dan perlengkapan yang nilainya turun. Sistem ini juga menentukan catatan depresiasi tahunan yang terkumpul. Dokumen dan transaksi sistem kekayaan mencatat tiga jenis tramsaksi yaitu perolehan pemilikan, depresiasi, dan disposisi pemilikan.
Sedangkan pelaporan sistem pemilikan meliputi register dan pelaporan kontrol, laporan kegunaan khusus, daftar pemilikan, dan jadwal depresiasi.
Catatan sistem pemilikan yang tidak terkomputerisasi yaitu buku besar pemilikan, sedangkan yang terkomputerisasi merupakan master file pemilikan.





Beberapa Kegiatan

Pencatatan dan
Penggolongan
Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
Peringkasan/
pengikhtisaran
Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal, setiap bulan atau periode tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar.
Penyajian/
Pelaporan
Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).


 
Siklus Akuntansi DEFINISI AKUNTANSI Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu: Fungsi dan Kegunaan, Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Proses Kegiatan, Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-ttransaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya. Akuntansi dan Tata Buku Akuntansi lebih luas dari Tata Buku sebab Tata Buku hanyalah pencatatan secara sistimatis transaksi/kejadian yang dinyatakan dengan nilai uang.


Berdasar gambar di atas dapat kita uraikan bahwa siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
  1.          Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
  2.          Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
  3.          Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun Buku Besar.
  4.          Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
  5.          Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
  6.          Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
  7.       Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.





http://www.ut.ac.id/html/suplemen/eksi4207/eksi4207a/keg%201.htm

http://dillahexclusive.blogspot.com/2012/10/siklus-keuangan.html

http://katcuyah.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_10.html

Siklus Produksi

4.3


Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk.Siklus produksi sangat erat hubugannya dengan sub sistem yang lain.

Perancangan produk merupakan tahap awal dari sistem ptoduksi. Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya produksi yang rendah. Dokumen yang dihasilkan dari aktivitas produksi adalah :
1.    Daftar kebutuhan bahan (bill of material), yang berisi rincian bahan baku baik spesifikasi, kode, nama, dan kuantitas setiap jenis bahan baku yang akan digunakan dalam produksi.
2.    Daftar kegiatan (operating list/routing sheet) yang merupakan tenaga kerja dan persyaratan mesin yang akan digunakan untuk membuat produk. Dokumen ini juga menguraikan secara rinci tahap-tahap yang diperlukan untuk membuat produk.

Tahap kedua dari sistem produksi adalah membuat perencanaan dan penjadwalan produksi. Tujuan dilakukannya tahap ini adalah produksi dilakukan seefisien mungkin untuk memenuhi pesanan yang ada dan kemungkinan permintaan jangka pendek tanpa menghasilkan jumlah produk yang berlebih. Untuk membuat rencana produksi, tersedia 2 metode yang umum dipakai, yaitu:
1.    Perencanaan sumber daya manufukur (manufacturing resource palnning/MRP-II). Metode ini merupakan metode yang mencari keseimbangan antara kapasitas produksi yang saat ini dimiliki perusahaan dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan pembelian yang diramalkan akan terjadi. Sistem ini sering disebut dengan push manufacturing system, karena barang produksi atas dasar ekspektasi permintaan konsumen.
2.    Sistem manufaktur Just-in-time (JIT). Tujuan sistem ini untuk meminimumkan atau menghilangkan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Penggunaan JIT sering disebut dengan pull manufacturing system, karena barang hanya diproduksi merespon permintaan konsumen. Secara teoritis, sistem ini hanya akan memproduksi barang jika telah ada order dari pelanggan. Namun dalam praktik, sistem manufaktur JIT lebih condong beroperasi atas dasar rencana produksi jangka pendek.
Dokumen yang digunakan dalam aktivitas perencanaan dan penjadwalan produksi adalah:
1.    Jadwal produksi (master production schedule). Dokumen ini menetapkan jumlah unit produk yang harus dibuat dalan satu putaran produksi, dan waktu pelaksanaan aktivitas produksi.
2.    Order produksi (production order). Dokumen ini merupakan perintah untuk membuat sejumlah produk sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Dokumen ini juga berisi daftar kegiatan yang perlu dilakukan, kuantitas yang diproduksi, dan lokasi pengiriman produk apabila produk tersebut telah selesai dibuat.
3.    Bukti permintaan bahan baku (material requisition). Dokumen ini digunakan untuk meminta bahan baku ke gudang ketika aktivitas produksi dimulai. Dokumen ini berisi informasi berupa nomor order, tanggal dikeluarkan, kode bahan baku, dan kuantitas bahan baku. Dalam sistem akutansi biaya, dokumen ini digunakan sebagai dasar untuk mencatat konsumsi bahan baku oleh pabrik.

Tahap ketiga dalam sistem produksi adalah proses pembuatan produk. Aktivitas yang terkait dalam proses produksi ini bervariasi, tergantung pada tingkat kompleksitas produk yang dihasilkan oleh teknologi pemrosesan yang digunakan. Informasi penting yang berhubungan dengan produksi yaitu: konsumsi bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead sehingga sistem informasi akutansi dapat mengolah data tersebut, memprosesnya, dan membuat berbagai macam laporan yang diperlukan.

Sistem Akutansi Biaya
Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akutansi biaya. Tujuan diselenggarakannya sistem akutansi biaya adalah:
1.    Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dalam produksi.
2.    Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga (pricing) dan keputusan tentang komposisi produk (product mix).
3.    Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan.

Jenis-jenis sistem akutansi biaya yang umumnya digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem penentuan harga pokok proses (process costing).
Laporan yang dihasilkan oleh sistem akutansi biaya umumnya berupa:
1.    Laporan kontrol (control report)
Laporan ini memberikan bukti bahwa transaksi tidak hilang selama proses. Sistem akutansi biaya menggunakan laporan ini untuk mengikhtisarkan seluruh pesanan, atau kelompok produk yang ditambahkan atau dikeluarkan dari rekening persediaan produk dalam proses. Laporan ini juga digunakan untuk meringkas bahan baku dan tenaga kerja yang ditambahkan ke dalam proses.
2.    Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Sistem akutansi biaya menghasilkan laporan biaya produksi yang berbeda. Ada jenis laporan yang menyajikan harga pokok total dan perunit produk perpusat produksi, ada juga laporan yang menghasilkan laporan perjenis produk. Untuk perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar, laporan ini menyajikan informasi anggaran biaya dan realisasinya.
Catatan akutansi yang diselenggarakan dalam sistem akutansi biaya adalah :
1.    Jika perusahaan mengolah data biaya secara manual (noncomputerized record) :
a.    Perusahaan jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (prduction cost ledger) yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening persediaan produk dalam proses.
b.    Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu halaman untuk setiap pesanan.
c.    Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu halaman untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan ini, digunakan arsip order produksi.
2.    Jika perusahaan mengolah data biaya dengan menggunakan komputer:
a.       File induk (master file) dan file transaksi (transaction file). File induk ekuivalen dengan rekening buku besar dan file transaksi ekuivalen dengan jurnal pada sistem manual.
b.      Dalam sistem database, data biaya akan ditampung dalam sub skema secara independen. File-file yang diselenggarakan: file pusat biaya (cost center file) dan file harga pokok pesanan (job cost file)

Prosedur Pengolahan Transaksi
Pengolahan transaksi biaya dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan komputer. Uraian rinci tentang prosedur pengolahan transaksi biaya, baik untuk sistem manual maupun sistem yang berbasis komputer akan diberikan dalam bentuk narasi dan bagan alir (flowchart).

Bagian Gudang
1.    Sistem dimulai oleh bagian ini dengan menyerahkan laporan order ulang ke Departemen Pengawasan Produksi, jika persediaan telah mencapat jumlah pemesanan kembali.
2.    Setelah menerima Bukti Permintaan bahan, bagian gudang menyerahkan bahan baku ke bagian pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan ke Bagian Akutansi Biaya.

Departemen Pengawasan Produksi
1.    Atas dasar laporan order ulang, departemen ini membuat order produksi sebanyak 2 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut:
-       Lembar ke 1 diteruskan ke Bagian Pabrik
-       Lembar ke 2 diserahkan ke Bagian Akutansi Biaya

Bagian Pabrik
1.    Atas dasar perintah produksi yang diterima, bagian ini akan meminta bahan baku dengan membuat Bukti Permintaan Bahan dan diserahkan ke Bagian Gudang.
2.    Setelah menerima bahan baku dari gudang, bagian ini akan membuat tiket kerja (job ticket) dan menyerahkannya ke Bagian Akutansi Biaya.
3.    Selanjutny, bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika telah selesai maka Bagian Pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi (order produksi final) dan menyerahkannya ke Bagian Akutansi Biaya.

Bagian Akutansi Biaya
1.    Bagian ini mula-mula menerima tembusan perintah produksi, lalu menyiapkan catatan akutansi biaya dan mengarsipkan dokumen tersebut urut nomor.
2.    Bagian ini selanjutnya juga menerima bukti permintaan bahan dan tiket kerjanya, selanjutnya bagian ini akan mengeluarkan perintah produksi dari arsipnya dan mencatat konsumsi biaya dalam catatan akutansi biaya.


Pengolahan transaksi biaya dapat pula dilaksanakan dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu.
Bagian Gudang
1.    Bagian ini akan menyerahkan laporan order ulang ke Departemen Pengawasan Produksi jika persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali.
2.    Setelah menerima permintaan bahan baku, bagian gudang menyerahkan bahan baku ke Bagian Pabrik, dan meneruskan bukti permintaan bahan baku ke Bagian Akutansi Biaya.
Departemen Pengawasan Produksi
1.    Atas dasar dokumen laporan order ulang, departemen ini membuat perintah produksi (order produksi) sebanyak 2 lembar dan mendistribusikannya sebagai berikut
-       Lembar ke 1 diteruskan ke Bagian Pabrik
-       Lembar ke 2 diserahkan ke Departemen Pengolahan Data

Departemen Pengolahan Data
1.    Menerima order produksi lembar ke 2 dari Departemen Pengawasan Produksi. Selanjutnya, bagian ini melakukan perhitungan jumlah kelompok, dan meneruskan dat produksi ke dalam komputer.
2.    Setelah menerima input data produksi, bagian ini menjalankan program kompoter berupa validasi transaksi. Keluaran dari proses ini adalah hasil perhitungan jumlah kelompok dan data produksi yang telah divalidasi.
3.    Selanjutnya bagian ini akan menjalankan program penggabungan data produksi yang baru dengan data yang telah terkumpul sebelumnya. Keluaran dari proses ini adalah data  produksi yang telah digabungkan dalam file harga poko pesanan.
4.    Bagian ini menerima bukti permintaan bahan baku dan tiket waktu kerja. Atas dasar kedua dokumen tersebut dilakukan perhitungan jumlah data kelompok dan memasukan data produksi ke dalam komputer.
5.    Setelah menerima input data pemakaian bahan baku dan tenaga kerja, bagian ini menjalankan program validasi transaksi. Jika dari hasil proses validasi ini terdapat kesalahan maka bagian ini akan melakukan perbaikan dan entry ulang data sampai tidak lagi terdapat kesalahaan, dan kemudian menjalankan program pengurutan data berdasarkan nomor perintah produksi. Keluaran dari proses ini adalah data transaksi akutansi biaya yang sudah urut dan laporan kontrol.
6.    Tahap berikutnya bagian ini akan menjalankan program update catatan akutansi biaya. Hasil dari proses ini adalah laporan kontrol, file harga pokok pesanan yang telah di-update dan file pusat biaya.
7.    Setelah produk yang sudah lengkap (order produk final) dari Bagian Pabrik. Selanjutnya bagian ini akan memasukan data prosuk selesai ke dalam komputer dan menjalan program perhitungan harga pokok perunit dan membuat laporan harga pokok pesanan. Hasil dari proses ini adalah laporan harga pokok pesanan dan jurnal voucher yang diarsipkan urut nomor.
Bagian Pabrik
1.    Atas dasar order produksi yang diterima dari Departemen Pengawasan Produksi, bagian ini akan meminta bahan baku dengan membuat bukti permintaan bahan baku dan diserahkan ke Bagian Gudang.
2.    Setelah menerima bahan baku dari Bagian Gudang, bagian ini akan membuat tiket waktu kerja (job ticket) dan menyerahkannya ke Departemen Pengolahan Data.
3.    Selanjutnya bagian ini akan mengerjakan proses pembuatan barang. Jika proses produksi telah selesai maka Bagian Pabrik akan melengkapi isian pada perintah produksi (order produksi final) dan menyerahkannya ke Depatemen Pengolahan Data.




http://katcuyah.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_10.html



Siklus Pengeluaran

4.2





Siklus Pengeluaran adalah aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan data yang terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan para pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang terkandung didalamnya meliputi :

1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan
2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang tersebut adalah valid dan benar
3. Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan
4. Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa adalah valid dan benar
5. Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat
6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok yang tepat di dalam buku besar utang usaha
7. Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan pengealuran yang sudah diotorisasi
8. Menyiapakn seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh

Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari :
1. Mengetahui kebutuhan akan barang tersebut
2. Menempatkan Pesanan, Menerima dan menyimpan barang
3. Memastikan validitas kewajiban pembayaran
4. Menyiapkan pengeluaran kas
5. Mengelola utang usaha
6. Memposkan transaksi ke dalam buku besar umum
7. Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan

B. Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran 

Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)

Aktivitas Permintaan Pembelian Barang dan Jasa
Aktivtas permintaan pembelian barang dan jasa dilakukan dengan menggunakan dokumen Purchase Requisition. Dokumen ini berisi daftar pemesanan yang, meliputi tujuan pengiriman barang, tanggal pemesanan, nama dan jenis barang dan kuantitas pemesanan. Prosedurnya adalah tiap-tiap departemen diperbolehkan mengisi dokumen Purchase Requisition atas persetujuan dari manajernya. Setelah itu dokumen Purchase Requisition diserahkan ke departemen pembelian barang untuk dipesankan.
Hal ini dilakukan agar kebutuhan tiap-tiap departemen dapat terpenuhi dan juga merupakan pengendalian perusahaan agar dapat tidak terjadi penggandaan pemesanan barang ke supplier.

Ada 2 jenis metode pengendalian persediaan atau perlengkapan yaitu:

a. Metode Pengendalian Tradisional
Metode pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan ekonomis [EOQ]). Pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan

b. Metode Pengendalian Altenatif
a. MRP (material requirement planning)
¶ Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
b. JIT (just in time)
¶ Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.
Perbedaan mendasar antara system JIT dan MRP

– Sistem MRP menjadwalkan produksi untuk memenuhi perkiraan kebutuhan penjualan, sehingga menghasilkan persediaan barang jadi.
– Sistem JIT menjadwalkan produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, sehingga secara nyata meniadakan persediaan barang jadi.
Dokumen – Dokumen Permintaan Pembelian
Permintaan pembelian adalah sebuah dokumen yang mengidentifikasikan berikut ini :
– Peminta dan mengidentifikasi nomor barang
– Menspesifikasikan lokasi pengiriman dan tanggal dibutuhkan
– Deskripsi, jumlah barang, dan harga setiap barang yang diminta
– Dan dapat berisi pemasok yang dianjurkan 

Aktivitas Penerimaan dan Penyimpanan Barang dan Jasa
Aktivitas penerimaan barang dan jasa yang telah dibeli dilakukan dengan menggunakan dokumen Receiving Report. Dokumen ini berisi tentang pengakuan penerimaan barang dan jasa, yang meliputi tanggal diterimanya barang, jenis dan kuantitas barang yang telah diterima, asal pengiriman (Supplier), dan nomor Purchase Order.
Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan Faktur dengan Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah barang yang diterima telah sesuai dengan yang dikirim melebihi kuantitas yang dipesan, atau bahkan telah terjadi salah pengiriman, maka barang yang bersangkutan akan langsung dikembalikan kepada Supplier yang bersangkutan. Pada aktivitas ini juga mungkin dilakukan adanya retur/pengembalian atas barang yang rusak saat diterima.
Setelah itu, Bagian gudang akan membuat dokumen Receive Report untuk mengakui pertambahan persediaan di gudang berdasarkan faktur. Dalam hal mengakui pertambahan persediaan digudang berdasarkan Faktur. Dalam hal ini, hanya barang-barang yang terdapat dalam Purchase Order saja yang boleh diakui, sedangkan yang tidak sesuai langsung dikembalikan. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui barang apa saja yang telah diterima dan yang belum dikirim oleh Supplier.
Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
Bagian penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:
¶ Memutuskan apakah menerima pengiriman
¶ Memeriksa jumlah dan kualitas barang

Aktivitas Pembayaran Atas Pembelian Barang dan Jasa
¶ Aktivitas Persetujuan Faktur dari Supplier
Aktivitas persetujuan dari Supplier dalam rangka pembayaran atas pembelian. Dilakukan dengan menggunakan dokumen Voucher Package. Dokumen ini berisi tanggal pembuatannya, tanggal pemmbayaran, serta jumlah harga barang dan jasa yang telah diterima berdasarkan Source Document yang ada meliputi Faktur, Purchase Order, dan Receiving Report.
Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan Receiving Report dengan Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua barang yang dipesan sedah diterima/dikirim semua. Kemudian dibuatlah Voucher Package untuk memastikan jumlah harga yang harus dibayar kepada Supplier. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar sesuai dengan jumlah barang yang telah diterima sesuai dengan kenyataannya
Tujuan tang usaha adalah untuk mensahkan pembayaran hanya untuk barang dan jasa yang dipesan dan benar-benar diterima.
Memperbaiki Utang Usaha
Efisiensi pemrosesan dapat diperbaiki dengan:
• Meminta para pemasok untuk memberikan faktur secara elektronis, baik melalui EDI atau melalui Internet
• Penghapusan faktur vendor (pemasok). Pendekatan tanpa faktur ini disebut Evaluated Receipt Settlement (ERS).
Ada dua cara untuk memproses faktur penjualan dari vendor :
1. Sistem tanpa voucher
2. Sistem Voucher



Aktivitas pembayaran atas pembelian barang dan jasa yang telah dilakukan dengan menggunakan dokumen pengeluaran kas. Dokumen ini berisi tanggal pembayarann, jumlah harga yang harus dibayar, beserta nomor Faktur. Pada saat jatuh tempo pembayaran, pihak Supplier akan mengih perusahaan sesuai dengan dokumen voucher Package. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui jumlah pengeluaran kas perusahaan.
Membayar faktur penjualan yang telah disetujui
¶ Kasir menyetujui faktur
¶ Gabungan dari faktur vendor dengan dokumen pendukungnya disebut : Bundel voucher. 

Pemrosesan dan Bagan Arus (Flowchart) Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran yang akan dibahas dibawah ini terbagi atas tiga yaitu :
1. Sistem Pembelian
2. Sistem Pengeluaran Kas
3. Sistem Pembayaran Gaji

Sistem Pembelian
Bagian yang terkait dalam sistem ini meliputi :
· Bagian pembelian, yang berfungsi melakukan pemesanan dari penjual dan meng input nya ke komputer
· Bagian hutang, yang bertanggung jawab untuk memelihara catatan berbagai pembelian barang ke pemasok, sehingga dapat diketahui jumlah hutang kepada masing-masing pemasok dan juga riwayat layanan pemasok.
· Bagian gudang, yang bertugas menerima kiriman barang yang dipesan dan dan membuat laporan kepada bagian pembelian bahwa barang sudah diterima, sehingga siap menerima tagihan.
· Bagian hutng, yang bertugas menerima faktur penjualan atau tagihan dari pemasok.
· Bagian keuangan atau kasir bertanggung jawab untuk membayar hutang kepada pemasok sesuai dengan masa potongan sehingga perusahaan dapat memperoleh potongan tunai dan menyelenggarakan pencatatan atas pembayaran.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemebelian ini terdiri atas :

1. Permintaan Barang (Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran yang mengotorisasi penempatan pesanan barang atau jasa.
2. Penawaran Barang (Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur persaingan tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa yang dibutuhkan dan harga pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
3. Pemesanan Barang (Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi, kualitas dan kuantitas atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak dibeli.
4. Bukti Penerimaan Barang (Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang diterima, nomor purchase order, kode dan nama barang, banyaknya barang yang diterima dan identitas
5. Faktur Penjualan (Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang relevan.

Kebutuhan Informasi

∞ Fungsi ketiga dari SIA adalah menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.

∞ Kegunaan dalam siklus pengeluaran berarti bahwa SIA harus memberikan informasi operasional yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi berikut ini :
· Menetapkan kapan dan seberapa banyak tambahan persediaan yang akan dipesan.
· Memilih pemasok yang tepat untuk pesanan.
· Memveifikasi akurasi faktur dari vendor.
· Memutuskan apakah diskon pembelian harus dimanfaatkan.
· Mengawasi kebutuhan arus kas untuk membayar kewajiban yang belum diselesaikan.

∞ Sebagai tambahan, SIA harus memberikan informasi evaluasi strategis dan kinerja berikut ini:
· Efisiensi dan efektivitas bagian pembelian
· Analisis kinerja pemasok, seperti pengiriman tepat waktu dan kualitas.
· Waktu yang digunakan untuk memindahkan barang dari area penerimaan ke produksi.
· Persentase diskon pembelian yang dimanfaatkan
Prosedur Pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran

Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut antara lain :
1. Adanya otorisasi yang memadai
2. Adanya pemisahan tugas
3. Adanya dokumen dan catatan akuntansi
4. Adanya akses kea rah pengendalian
5. Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent

Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi kelima criteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.

Pengendalian Intern terhadap siklus pengeluaran

1. Catatan dan dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi siklus pengeluaran
Check, yaitu dokumen perintah pembayaran sejumlah uang kepada bank
Check Summary, yaitu laporan tentang ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu periode
Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang digunakan untuk memasukan ke dalam rekening utang dagang dan buku besar
Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain
2.Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi siklus pengeluaran
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2. Fungsi pencatatan utang
3. Fungsi keuangan
4. Fungsi akuntansi biaya
5. Fungsi akuntansi umum
6. Fungsi audit intern
7. Fungsi penerimaan kas Bagian pemasaran atau bagian-bagian lain

Bagian utang
Bagian kasa
Bagian akuntansi biaya
Bagian akuntansi umum
Bagian audit intern
Bagian kasa
Keterangan :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan cek ini harus mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.

2. Fungsi pencatatan utama
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar.

3. Fungsi keuangan.
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek, meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.

4. Fungsi akuntansi biaya
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.

5. Fungsi akuntansi umum
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.

6. Fungsi audit intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (cash count) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar). Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.

Risiko yang terdapat struktur pengendalian intern siklus pengeluaran.
Dalam memahami risiko pengendalian yang timbul dalam transaksi pengeluaran kas harus memperhatikan kemungkinan-kemungkinan salah saji, pengendalian yang dibutuhkan, serta kemungkinan pengujian yang harus dilakukan berikut ini:

a. Terhadap transaksi pembayaran hutang.
Kemungkinan adanya pengeluaran cek untuk pembelian yang tidak disetujui, harus dikendalikan dengan cara penandatanganan cek melakukan penelaahan terhadap kelengkapan pendukung voucher dan persetujuannya. Auditor dapat melakukan pengujian dengan cara observasi apakah penandatanganan cek melakukan pengecekan dengan bebas terhadap dokumen pendukung.

Kemungkinan voucher dibayar dua kali, dikendalikan dengan pemberian cap terhadap voucher dan dokumen pendukungnya bila telah dibayar. Auditor dapat melakukan pengujian apakah semua pembayaran diberi cap.

Check mungkin dibayarkan untuk jumlah yang salah, dikendalikan dengan pengecekkan oleh pihak yang bebas mengenai kesesuaian jumlah dalam check dengan voucher-nya.
Check mungkin dirubah setelah ditandatangani, dikendalikan dengan pengecekan pemberian tanda cek yang dikirim. Auditor dapa melakukan pengujian dengan melakukan wawancara tentang prosedur pengiriman check, dan observasi proses pengiriman check.
b. Terhadap transaksi pengeluaran kas.
Check mungkin tidak dicatat, dikendalikan dengan check yang bemomor urut tercetak. Auditor melakukan pengujian terhadap penggunaan dokumen bemomor urut tercetak.
Kesalahan-kesalahan dalam pencatatan check, dikendalikan dengan pembuatan rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak yang bebas. Auditor dapat melakukan pengujian terhadap bank rekonsiliasi.
Check tidak dicatat dengan segera, dikendalikan oleh pihak yang bebas untuk mencocokkan tanggal check dan tanggal pencatatannya. Pengujian yang dilakukan dengan memperlihatkan kembali adanya kebebasan dalam pengecekan.


http://mudahbelajargrammar.blogspot.com/2012/11/pengertian-siklus-pengeluaran.html
http://linlindaantebellum.wordpress.com/matkul-smstr-3/sia/resume6/

Siklus Pendapatan

4.1


  Pengertian Siklus Pendapatan 
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut.Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dkimulai dari bagian penjualanotorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai denganpenerimaan kas.


 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan
        Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
        1. Penerimaan pesanan dari para pelanggan
Ø Mengambil pesanan pelanggan
Ø Persetujuan kredit
Ø Memeriksa ketersediaan persediaan
Ø Menjawab permintaan pelanggan
        2. Pengiriman barang
Ø Ambil dan pak pesanan
Ø Kirim pesanan
        3. Penagihan dan piutang usaha
Ø Penagihan
Ø Pemeliharaan data piutang usaha
Ø Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
        4. Penagihan kas
Ø  Menangani kiriman uang pelanggan
Ø  Menyimpannya ke bank


 Tujuan Siklus Pendapatan
Ø  Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
Ø  Tujuan – tujuan lain :
o   Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar
o   Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi)
o   Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat
o   Semua transaksi dicatat dengan akurat
o   Asetdijaga dari kehilangan ataupun pencurian
o   Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif


Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pendapatan

Proses /Aktivitas
Ancaman
Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan
Entri pesanan penjualan
1. pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat
Pemeriksaan edit entri data
2. Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catt. Kredit buruk
Persetujuan kredit oleh manajer bag. Kredit bukan oleh fungsi penjualan: catt yang akurat atas saldo rek. pelanggan
3. Legitimasi pesanan
Ttd diatas dokumen kertas, ttd digital dan sertifikat digital untuk e-biz
4. Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga
Sistem pengendalian persediaan
Pengiriman
5. Kesalahan pengiriman: barang dag., jumlah dan alamat yang salah
Rekonsiliasi pesanan penjulana dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan: pemindai kode garis
Pengendalian aplikasi entri data
6. Pencurian persediaan
Batasi akses fisik ke persediaan
Penagihan dan piutang usaha
7. Kegagalan untuk menagih pelanggan
Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan
8. Kesalahan dalam penagihan
Pengendalian edit entri data
Daftar harga
9. Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha
Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar: laporan bulanan ke pelanggan
Penagihan kas
10. Pencurian kas
Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; kesepakatan lockbox; konfirmasikan pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan
Rekonsiliasi periodic laporan bank dengan catt seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas
Masalah - masalahpengendalian umum
11. Kehilangan data
Prosedur cadangan dan pemulihan dari bencana; pengendalian akses (secara fisik dan logis)
12. Kinerja yang buruk
Persiapan dan tinjauan laporan kinerja

Aplikasi Siklus Pendapatan
1.   Sistem Penagihan Piutang
Ø  Postbilling system, dalam sistem ini faktur penjualan dibuat setelah diperoleh konfirmasi bahwa barang telah dikirimkan. Sistem ini umum digunakan pada perusahaan manufaktur, di mana sering terjadi selisih waktu antara penerimaan order penjualan dengan pengiriman barang
Ø  Prebilling system, dalam sistem ini faktur penjualan dibuat (tetapi tidak dikirimkan) setelah order penjualan disetujui (misalnya setelah kredit disetujui dan barang tersedia). Persediaan barang dagangan, piutang dagang, dan buku besar dimutakhirkan bersamaan dengan pembuatan faktur.

2.   Sistem Piutang Dagang
Piutang dagang adalah sejumlah nilai yang menjadi hak perusahaan sebagai akibar dari timbulnya transaksi penjulan secara kredit. Terdapat 2 pendekatan dasar dalam aplikasi piutang dagang, yaitu :
1)    Pemrosesan akun terbuka
Dibuatkan catatan terpisah untuk setiap faktur pelanggan. Pada saat nota pengiriman uang diterima, dicocokkan ke faktur – faktur yang belum dilunasi.
2)    Pemrosesan saldo
Nota – nota pelanggan dibebankan ke saldo total piutang pelanggan dan bukan ke faktur – faktur pelanggan.
        Pengolahan piutang dagang merupakan hal yang sangat kompleks dalamsuatuperusahaan. Perusahaan bidang keuangan skala besar baik ituasuransi atau perbankan dapat memiliki rekening piutang terpisah yangsangat besar jumlahnya. Terkadang timbul kendala permrosesan dalam halwaktu, sehingga tidak jarang perusahaan menggunakan kebijakan rencanapenagihan bersiklus (cycling billing plan), dimana arsip piutang dagangdipisahkan baik itu secara alfabet atau nomor rekening. Penagihan piutangdilakukan secara bertahap, misalnya dalam 1 bulan terbagi menjadi 3 atau 4periode penagihan. Sehingga kebijakan ini secara tidak langsung jugamempengaruhi lancarnya arus kas masuk perusahaan. Karena biasanyapelanggan akan segera membayar hutang tidak lama setelah menerima surattagihandari perusahaan.

3.   Retur dan Potongan Penjualan
Rekening ini timbul apabila terdapat retur atau pengembalian barangyang telah dijual.Hal ini disebabkan diantaranya adalah kerusakanbarang, penyusutan jumlah, kekeliruan pencatatan, dsb. Jumlahbarang yang diretur atau dikembalikan akan mengurangi jumlahtransaksi yang terjadi. Jumlah potongan atau pengurangandinegosiasikan antara pelanggan dengan tenaga penjual dan harusditelaah dan disahkan oleh pihak yang independen, misalnydepartemen kredit.

4.   Penghapusan Piutang dagang
Fokus utama dari piutang yang dihapuskan adalah piutang yang sudahjatuh tempodan benar-benar sudah tidak dapat ditagih. Cara lain yangmungkin bisa dilakukanagar penghapusan piutang tidak terjadi misalnya adalah dengan surat peringatan,surat tindak lanjut atau agen penagihan.

Laporan Siklus Pendapatan
        Sistem aplikasi dalam siklus pendapatan menghasilkan tiga jenis laporan,yaitu :
·         Laporan control
      Sistem akuntansi menghasilkan laporan control selama sistem itu memproses perubahan ganda terhadap suatu file. Laporan control mungkin membuka transaksi, jumlah total atau sejumlah transaksi atau daftar perubahab yabg dibuat selama pemeliharaan file.

·         Daftar
      Adalah daftar semua transaksi dari jenis tertentu yang diproses selama periode pemrosesan tunggal. Daftar merupakan komponen yang penting pada system akuntansi sebab daftar itu menyediakan audit yang dimana daftar itu mengijinkan auditor untuk menghubungkan transaksi catatan dokumen dengan neraca rekening buku besar umum yang meringkasnya.

·         Laporan khusus
Dibagi menjadi 4, yaitu :
1.      Laporan pelanggan
            Laporan pelanggan merupakan daftar dari semua transaksi pada rekening pelanggan selama periode waktu tertentu. Banyak perusahaan mengirim rekening pada masing – masing pelanggan aktif secara bulanan. Hal ini menunjukkan penjualan yang ditujukan pada pelanggan, karena rekening terakhir, pembayaran yang diterimadan keseimbangannya masih dimiliki oleh pelanggan itu.
      Rekening bulanan memiliki 2 manfaat, antara lain :
â  Rekening itu memungkinkan para pelanggan untuk memonitor transaksi dalam rekeningnya. Hal ini mungkin membuka kesalahan atau ketidakteraturan yang dideteksi oleh prosedur control dalam sistem akuntansi.
â  Rekening itu mengingatkan pelanggan supaya membayar rekeningnya lebih cepat.
2.      Neraca percobaan piutang tersimpan
      Merupakan daftar semua pelanggan dan keseimbangan yang mereka miliki pada tanggal tertentu. Ketika neraca percobaan tersimpan, masing – masing saldo pelanggan dikategorikan menurut berapa lama hal ini ada.
3.      Daftar pengiriman uang
      Suatu daftar pengiriman uang menjumlahkan semua arus dan cek yang diterima selama satu hari. Hal ini menjadikan control total atas tanda terima kas, mencegah pencuri, dan menjadikan yakin bahwa tidak ada tanda terima yang hilang sebelum dikreditkan terhadap rekening pelanggan.
4.      Laporan analisis penjualan
   Dari file akuntansi yang ada dalam siklus pendapatan, aplikasi analisis penjualan menghasilkan berbagai laporan kinerja manajemen. Dan aplikasi analisis ini meringkas pendapatan penjualan, harga, batas keuntungan oleh pelanggan, produksi, pelayanan penjualan, atau oleh wilayah penjualan. Laporan analisis juga memungkinkan manajemen marketing untuk mengevaluasi keuntungan produksi, kinerja personel penjualan atau akibat dari iklan atau promosi khusus.



http://dwiisti-dwiistiyan.blogspot.com/2013/01/siklus-pendapatan.html